Saturday, April 20, 2013

Obesitas dan penyakit jantung

Kegemukan atau obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius. Kenapa? Karena di balik obesitas, ada sejumlah masalah kesehatan yang bisa mengancam nyawa kita. Obesitas bisa menimbulkan penyakit diabetes, hipertensi, kanker, batu kantung empedu, tidur apnea (gangguan tidur dengan kesulitan bernapas), sampai serangan jantung dan stroke. Di dalam artikel ini, akan dibahas mengenai hubungan antara obesitas dan penyakit jantung.

Banyak penelitian mencatat bahwa obesitas dapat menyebabkan serangan jantung. Bagaimana hubungannya? Pertama-tama, berat badan yang berlebihan menyebabkan peningkatan volume darah dalam tubuh. Hal ini wajar, karena massa tubuh berlebih membutuhkan aliran darah yang memadai, sama seperti jaringan tubuh lainnya. Namun, hal ini berarti jantung harus memompa terus volume darah yang lebih besar. Dengan kata lain, beban kerja jantung  meningkat sesuai dengan kelebihan berat badan.

Sama seperti otot lain dalam tubuh, otot jantung merespon peningkatan beban kerja ini dengan menjadi hypertrophied, yaitu dengan meningkatkan ukurannya. Kondisi ini disebut left ventricular hypertrophy (LVH), dan sering dikaitkan dengan hipertensi (tekanan darah tinggi).

Pada awalnya, jantung dapat mengakomodasi kondisi ini dan masih dapat berfungsi secara normal. Namun kemudian, masalah mulai muncul, yaitu saat otot jantung tumbuh lebih besar, arteri koroner (pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung) gagal untuk tumbuh mengikuti besarnya otot jantung tersebut. Meskipun cabang koroner tambahan sedang terbentuk, jumlahnya tetap tidak cukup untuk mempertahankan peningkatan massa otot jantung. Akhirnya, muncul kondisi iskemia (kekurangan darah). Jaringan jantung yang terpengaruh oleh kondisi ini akan rusak dari waktu ke waktu, dan secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi secara normal. Selain itu, otot jantung hyperthrophied kehilangan elastisitasnya lalu tidak bisa mencapai keadaan rileks total di antara kontraksi jantung. Hal ini mengakibatkan otot jantung tidak bisa diisi penuh dengan darah sebelum terjadinya kontraksi, sehingga dapat menurukan jumlah darah yang terpompa keluar saat kontraksi.




Seiring waktu, mekanisme ini dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, yaitu suatu kondisi saat jantung gagal berkontraksi dengan sempurna sehingga tidak bisa menhantarkan jumlah darah yang diperlukan ke dalam tubuh.  Dalam keadaan ini, sisa darah yang gagal dipompa tadi menjadi terakumulasi "di belakang jantung", di paru-paru dan jaringan tubuh lainnya, menyebabkan penumpukan di paru-paru atau pembengkakan di badan.

Penyebab lain dari penyakit jantung akibat obesitas adalah penebalan dinding arteri (aterosklerosis). Proses penebalan disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu yang paling sering ditemui adalah karena kolesterol.

Ada kolesterol "baik" dan kolestero "buruk". Kolesterol jahat (LDL / Low-density lipoprotein) menebalkan kolesterol di dinding arteri. Sebaliknya kolesterol baik (HDL / High-density lipoprotein) menghilangkan kolesterol dari plak dan aliran darah sehinga dinding arteri atau pembuluh darah kita tetap bersih. Dengan kata lain, kolesterol yang lebih buruk akan membuat dinding arteri lebih tebal dan kolesterol yang lebih baik akan membuat dinding arteri lebih tipis.

Kebanyakan orang gemuk cenderung memiliki tingkat HDL rendah dan tingkat LDL tinggi akibat kebiasaan pola hidup mereka yang tidak sehat. Kurangnya olahraga dan konsumsi lemak trans adalah dua faktor utama yang meningkatkan kadar LDL dan membuat kadar HDL  lebih rendah. Kelebihan lemak viseral (perut) juga menyebabkan penebalan dinding arteri, dan juga  resistensi akan insulin. Pada akhirnya, peningkatan resistensi akan insulin dapat mengakibatkan diabetes yang kemudian  mempercepat proses aterosklerosis. Jika dinding arteri tebal dan tertutup oleh lemak dan plak, aliran darah ke jantung bisa terhambat. Faktor inilah yang akhirnya menimbulkan serangan jantung.

Demikianlah penjelasan tentang obesitas dan penyakit jantung. Jadi pada dasarnya, obesitas bisa menjadi pemicu bagi berbagai macam penyakit yang kemudian memicu penyakit jantung. Karenanya, sangat penting untuk menjaga berat badan dan memulai pola hidup sehat sekarang sebelum terlambat.

Friday, April 19, 2013

Mengatasi darah kental

Saya pernah beberapa kali dibekam dan menurut terapis, darah saya lumayan kental. Saat dicek kesehatan menggunakan uBioclip, hasilnya juga menunjukkan bahwa darah saya lumayan kental. Sebenarnya apa sih darah kental itu? Apa penyebabnya? Saya menemukan beberapa informasi yang mungkin bisa memberi pencerahan bagi kita sehingga kita bisa belajar mengatasi darah kental di tubuh kita.

Sindrom darah kental adalah serangkaian gejala yang muncul akibat kekentalan darah berlebih. Akibat darah terlalu kental, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi tidak lancar. Pasokan oksigen ke sel-sel tubuh pun terhambat. Darah menjadi kental karena kekurangan cairan darah atau trombosit (zat yang berperan dalam pembekuan darah) sehingga mudah lekat satu sama lain.

Bila seseorang memiliki kolesterol tinggi atau punya kebiasaan merokok, darah yang sudah kental menjadi semakin susah mengalir. Kolesterol yang menempel di dinding pembuluh darah membuat penampang pembuluh darah menyempit. Sementara asap rokok merusak lapisan dinding pembuluh darah (endotel). Endotel ini turut mengaktifkan sistem pembekuan darah. Jika endotel rusak, trombosit akan mudah melekat satu sama lain.

Hambatan-hambatan dalam pembuluh darah dikenal sebagai trombosis, dan bisa terjadi di seluruh pembuluh darah. Karena itu, dampaknya tergantung dari bagian pembuluh darah yang terhambat. Akibatnya bisa bermacam-macam. Dimulai dari sering migrain, sampai dengan stroke atau serangan jantung. Jika trombosis terjadi di pembuluh otak, akan terjadi stroke. Sementara itu, jika terjadi di pembuluh jantung akan menyebabkan serangan jantung.

Darah kental banyak diderita oleh orang muda, mulai dari usia 18-45 tahun. Pemicunya adalah gaya hidup tidak sehat (tinggi lemak, tidak variatif, tinggi gula), kurang olahraga, stres tinggi, serta masalah lingkungan (polusi udara). Berikut adalah pengalaman Sheryl (35) yang terkena stroke ringan karena darah kental. Sebelumnya, ia mengaku sering mengalami migrain. Kalau migrain kumat, ia merasa pandangannya berputar sehingga mual. Untuk menghilangkan migrain itu, ia sering minum obat sakit kepala. Saat bangun tidur, ia merasa sekujur badannya pegal-pegal. Kemudian telinganya juga mual sering berdenging. Setelah didiagnosis terkena stroke, ia mulai rajin minum obat pengencer darah.

Pada sejumlah kecil penderita darah kental, penyebabnya adalah genetis (diturunkan). Karena itu, mereka beresiko mengalami trombosis pada usia muda dan harus minum obat antikoagulan (antipenggumpalan) seumur hidup. Walaupun belum ada data berapa jumlah pasien usia muda yang mengalami darah kental, klinik hematologi RSCM dan Medistra sering menerima pasien baru yang didiagnosis menderita darah kental. Keluhan mereka biasanya pusing, migrain, pandangan berputar (vertigo), telinga berdenging (terkadang tuli mendadak), serta penglihatan terganggu. Gejalan lain adalah sering kesemutan, kram, hilang keseimbangan, mudah lupa, pegal-pegal, leher kaku, sampai keguguran berulang pada wanita hamil, preeklamsia, dll.

Kasus darah kental terjadi baik pada laki-laki dan perempuan. Semakin banyaknya perempuan yang bekerja dan menderita stres diduga memicu semakin banyak perempuan yang terkena sindrom darah kental.

Untuk mengatasi darah kental ini, salah satu caranya adalah mengubah pola makan. Namun ada kalanya kita juga tidak bisa menghindari sebab-sebab lain seperti stres dan polusi. Oleh sebab itu, mendetoksifikasi tubuh kita bisa menjadi obat yang ampuh. Dengan detoks, racun di tubuh kita yang disebabkan oleh pola makan yang salah dan polusi bisa dibuang sehingga penyakit yang ditimbulkan oleh darah kental bisa diminimalisir.

Pengerasan pembuluh darah

Kita sering mendengar istilah penyempitan pembuluh darah. Namun mungkin belum banyak yang mengetahui tentang hal tersebut, apalagi kaitannya dengan pengerasan pembuluh darah. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai kedua hal tersebut dan apa bahayanya bagi kesehatan kita.

Arteri adalah pembuluh darah yang tugasnya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Arteri yang sehat sifatnya kuat dan elastis. Namun lama-kelamaan, jika ada banyak tekanan di dalam arteri, dindingnya dapat menjadi tebal dan kaku. Hal inilah yang mengakibatkan arteriosclerosis.

Arteriosclerosis adalah sebutan untuk pengerasan pembuluh darah. Penyakit ini bisa dialami oleh semua usia, namun memang paling banyak dialami oleh kelompok usia lanjut karena tubuh mereka sudah mulai melemah.

Arteriosclerosis biasanya diawali oleh atherosclerosis, yaitu pengendapan kolesterol dan lemak (plak) di bagian dalam dinding pembuluh darah, yang akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah sehingga dapat menghambat aliran darah. Paling berbahaya jika penyempitan terjadi di pembuluh koroner jantung dan pembuluh darah otak, karena bisa mengakibatkan serangan jantung dan stroke.

Karena pengendapan lemak di pembuluh darah, organ dan jaringan bisa jadi tidak menerima darah yang cukup dan tidak bisa berfungsi dengan baik. Plak tersebut bisa pecah dan kemudian mengakibatkan bekuan darah yang merusak organ. Bekuan darah ini juga bisa sampai di bagian tubuh lain dan menyumbat aliran darah ke organ tubuh yang lain.

Beberapa penyebab pengerasan pembuluh darah ini adalah hipertensi, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, dan obesitas. Beberapa gejala yang mungkin timbul dan tidak boleh Anda abaikan adalah tekanan darah tinggi, infeksi ginjal, pengurangan sirkulasi darah ke jari-jari tangan dan kaki. Gejala lain yang mungkin timbul adalah penurunan aktifitas mental, kehilangan memori, pusing dan kebingungan.

Yang paling umum terjadi mungkin arteriosclerosis koroner, yaitu ketika pembuluh darah di jantung menjadi sangat sempit sehingga darah tidak bisa mengalir. Berikut adalah video bagaimana penyumbatan pembuluh darah dapat mengakibatkan serangan jantung.







Untuk mengobati penyakit ini yang penting adalah perubahan gaya hidup. Jika Anda perokok, Anda perlu berhenti merokok. Dan jika Anda obesitas, Anda perlu mengurangi berat badan Anda. Jika Anda punya riwayat kolesterol tinggi di keluarga Anda, mau tidak mau Anda harus diet untuk mengontrol kolesterol. Vitamin dan suplemen juga bisa membantu pengobatan arteriosclerosis, contohnya vitamin C, vitamin E, oat bran, sytrinol, niacin, serta antioksidan.

Semoga informasi di atas dapat membantu Anda untuk dapat lebih memahami mengenai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah, serta bahayanya bagi kesehatan Anda. Untuk menghindarinya, mulailah pola hidup sehat mulai dari saat ini.  Pola hidup sehat ini juga bisa dibantu dengan suplemen herbal ProArgi-9 Plus dari Synergy Worldwide yang mengandung Arginin. Arginin adalah asam amino penting yang berfungsi untuk membersihkan pembuluh darah dari plak-plak yang dapat menyebabkan pengerasan dan pembuluh darah ini.

(sumber: youtube.com)